"Selamat, Anda telah terpilih menjadi penguji beta SKRPM versi 3.2!"
Mataku mengernyit membaca subject email yang baru saja muncul di layar ponselku. Aku tidak ingat pernah daftar untuk menjadi penguji beta aplikasi apa-apa. Tapi...
Tentu saja aku tahu soal aplikasi ini. Banyak rumor yang beredar mengatakan bahwa aplikasi super ini bisa digunakan untuk melakukan apa saja. Terdengar misterius dan berbahaya? Tentu. Apakah aku akan mencobanya? Sudah pasti.
Setelah menjalani proses registrasi yang lumayan panjang, akhirnya aku dihadapkan pada laman yang menawarkan alat-alat untuk membuat fungsi yang aku inginkan dari aplikasi ini. Dengan keterbatasan kemampuanku ternyata tidak begitu sulit untuk merancang kegunaan yang aku mau.
Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya kata 'loading...' di layar berubah menjadi 'JODOH ATAU BUKAN? telah dapat digunakan.'
Aku bangkit dari posisi rebahan dengan penuh semangat, kemudian menatap kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja mengubah kehidupan percintaanku. Ku-input data seseorang yang sudah beberapa minggu ini merajai pikiranku.
Ding! Notifikasi datang. Kedua ujung bibirku otomatis turun ketika melihat tulisan "RESULT: UNCLEAR" sebagai hasilnya. Aku menghela napas.
Kumasukkan data beberapa orang yang dulu pernah singgah di hidupku. Semuanya sama: BUKAN JODOH.
Oke. Sekarang kumasukkan data beberapa orang yang pernah menunjukkan ketertarikan terhadapku. Lagi-lagi sama: BUKAN JODOH.
Sekali lagi, deh. Kucoba lagi memasukkan data orang yang pertama, berharap akan ada jawaban yang berbeda.
"RESULT: UNCLEAR"
Refleks, kulempar ponselku ke ujung kasur. Beruntung barangnya tidak jatuh ke lantai, khawatir retak seperti hatiku saat ini. Aplikasi sial. Kenapa tidak langsung tunjukkan saja siapa jodohku?
Aku menutup mata, membayangkan apa yang akan aku lakukan jika aplikasi itu benar-benar bisa memberitahu aku siapa jodohku sebenarnya. Sialnya, aku tidak bisa menghapus bayangan tentangnya dari kepalaku.
Tahu tidak? Peduli setan apa yang aplikasi ini pikir. Sekarang aku hanya akan melakukan apa yang ingin aku lakukan: meneleponnya. Urusan jodoh atau tidak, mungkin bukan itu yang penting. Mungkin yang penting adalah menikmati waktu yang kami miliki bersama sekarang, itu saja.
Kuraih kembali ponselku, dan dengan kekuatan muscle memory, ibu jariku sangat luwes menekan tombol-tombol yang akhirnya menyambungkanku dengannya. Setelah beberapa detik nada sambung berbunyi, jantungku berhenti berdetak sekilas dan kedua ujung bibirku naik tanpa kendali mendengar suaranya yang sangat familier berkata, "Halo?"
Hehe. Rasa ini yang aku cari. Mungkin seharusnya aku tidak mempedulikan soal jodoh saat kami baru saling mengenal. Atau mungkin konsep jodoh itu outdated dan tidak sempurna. Bodo amat. Yang penting sekarang aku ingin berbincang dengannya tentang hari-hari yang akan kami lalui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar